Selasa, 26 Juli 2011

Everychild is Special

Film yang berjudul "Taare Zameen Par" ini dibintangi oleh aktor terkenal dari India bernama Amir Khan. Ia juga sekaligus menjabat sebagai produser film yang mengusung tema tentang pendidikan ini. Film ini menceritakan tentang kisah seorang anak penyandang disleksia yang bernama Ihsaan. Seperti penyakit disleksia lainnya, ihsaan tidak mampu mengerti dan membedakan beberapa huruf maupun angka dengan benar sehingga mengalami kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung. Akibatnya ihsaan yang masih duduk di kelas 3 SD itu pun sering mendapat cemoohan dari teman-temannya serta dimarahin gurunya.

Iya sering mendapatkan nilai jelek di sekolah serta sering melamun saat guru menjelaskan pelajaran di kelas. Ketika disuruh belajar oleh orangtuanya, ihsaan sering melawan dan tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan. Kondisi ini diperburuk dengan sikap ayah ihsaan yang keras, dan tidak memahami gejala yang ditunjukkan ihsaan lewat tulisannya yang sering terbalik, ketidakmampuan dalam melempar bola dan memperkirakan jarak. Ibu ihsaan pun juga sempat bingung dengan kondisi ihsaan, sehingga terus memaksa ihsaan belajar karena menganggap hal ini hanya disebabkan oleh kemalasan ihsaan. 

Suatu saat ihsaan sempat membohongi guru nya dengan membuat surat absen palsu. Tapi ternyata hal ini diketahui belakangan oleh ayah nya secara tidak sengaja. Lantas ayah ihsaan pun marah setelah mengetahui bahwa ternyata ihsaan membuat surat absen palsu tanpa sepengetahuan ibunya. Ihsaan beserta kedua orangtuanya lantas mengahadap guru dan kepala sekolah untuk menanyakan perihal anak mereka. Ternyata beberapa hari belakangan ihsaan sering mendapat nilai ujian jelek, dan kertas ujiannya tidak diserahkan kepada ibu nya. Kepala sekolah pun berpendapat bahwa ihsaan mengalami keterbelakangan mental, dan menyerah dengan tingkah laku ihsaan. 

Orangtua ihsaan masih belum dapat menerima perkataan kepala sekolah tersebut yang mengatakan anaknya mengalami keterbelakangan mental, sebab bagaimana mungkin ihsaan bisa seperti itu sementara anak pertamanya yang bernama Yohan selalu mendapatkan peringkat teratas dan jago bermain tenis. Ayah ihsaan pun tanpa pikir panjang langsung merencanakan memindahkan  ihsaan ke sekolah asrama dengan harapan anaknya bisa lebih disiplin dan mandiri. 

Tentu saja ihsaan langsung memberontak dan merasa sedih, dimana ia harus berpisah dengan orangtua serta lingkungan yang selama ini menjadi tempat bermain dan berlindungnya. Ia akhirnya mengalami depresi berat akibat tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya yang memaksanya harus disiplin, tanpa seorangpun mengetahui apa penyebab permasalahannya selama ini. Ia bahkan berhenti melukis, padahal selama ini ia selalu melukis dan lukisannya pun bisa dikatakan bagus untuk ukuran anak seumurannya. 

Sampai tiba seorang guru magang kesenian bernama "Ram" (Amir Khan) yang menyadari gejala yang ditunjukkan oleh ihsaan. Ia dulunya sempat mengalami apa yang dialami ihsaan saat ini, sama seperti penyandang dileksia lainnya. Ia lantas mulai mencari kepastian tentang apa yang dialami ihsaan dengan mengunjungi rumah kedua orangtua ihsaan, dan memperhatikan gejala yang ditunjukkan ihsaan seperti tulisannya yang terbalik, kesulitan dalam menulis angka dan huruf, memperkirakan jarak, serta melempar bola.

 Tapi ayah ihsaan begitu keras kepala tidak mau menerima masukan dari guru seni bernama Ram tersebut sehingga akhirnya Ram memutuskan untuk mulai membangkitkan semangat ihsaan secara perlahan dengan menjelaskan bahwa penyandang disleksia bukanlah hal yang lemah, justru sebaliknya. Banyak nama besar di dunia ini dulunya merupakan seorang penyandang disleksia, contohnya Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, dan Abisheek Bachan. Dengan motivasi yang diberikan tersebut, Ihsaan mulai sedikit demi sedikit membangkitkan semangatnya dan diajari huruf dan angka oleh Ram secara lebih intensif dan dengan pendekatan yang lebih baik. 

Ram menyadari kelebihan ihsaan di bidang kesenian, lantas ia pun mengadakan lomba melukis bagi seluruh warga di sekolah tersebut baik itu murid maupun guru. Ihsaan pun ikut serta dalam perlombaan tersebut dengan kondisi yang masih belum pulih sempurna akibat tekanan yang ia alami selama ini. Ia memang sering menyendiri selama berada di asrama dan memperhatikan pemandangan yang berada dekat dengan asramanya. Ternyata ihsaan coba mengekspresikan imajinasi tersebut lewat lukisan yang dibuatnya dalam perlombaan seni lukis yang diselenggaran oleh Ram dan pihak sekolah.  Ihsaan akhirnya mendapatkan juara 1 dalam perlombaan seni lukis itu dan bahkan hasil lukisnya dijadikan  cover buku tahunan para siswa-siswi di sekolahnya. 

Dan dengan prestasi yang diraih ihsaan tersebut, orangtuanya merasa bangga dan bahagia dapat melihat ihsaan kembali bersemangat menjalani hari-harinya. Film ini bukan hanya menghibur tapi juga mendidik serta memberi tahu penonton tentang bagaimana menghargai dan memahami kemampuan anak lewat perilaku yang ditunjukkan. Sebagaimana judul film ini bahwa setiap anak adalah spesial, mungkin Amir Khan ingin mengatakan tentang kecintaan pada dunia pendidikan dan anak-anak sehingga setiap anak dapat merasa dihargai bukan hanya dari persepsi masyarakat, tapi dilihat juga dari apa yang telah berhasil ia lakukan.

Pengen tau lebih jelas ?? Silahkan nonton sendiri filmnya.. 
Selamat menonton..! :)

4 komentar:

  1. sep, silahkan.. terserah mau kapan ngambilnya bangbro !

    BalasHapus
  2. baru nonton semalem dan sukses nangis bombay. ulasan yang bagus mas, selamat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terharu ya kyaknya mbak ? Emang bagus jalan ceritanya, kalau untuk level film india, sepertinya skarang udah banyak film india yang tidak hanya menonjolkan sisi tarian2 dan nyanyian belaka.. hehe

      Hapus