Rabu, 29 Juni 2011

Sedikit mengamati gaya bahasa puisi

Holaa..
Disela-sela pengerjaan tugas akhir dan proyekan dosen ini, ane mau mengamati dikit tentang gaya bahasa puisi pada umumnya dan dalam bahasa teknik. Puisi yang selama ini kita dengar yaitu puisi yang cenderung melambangkan emosi jiwa yang meledak dengan gaya bahasanya yang sedikit di lebihkan agar memiliki kesan dan mengeluarkan makna yang dalam. Memang gak salah, terlebih lagi gaya bahasa puisi yang seperti itu cenderung dapat menarik perhatian para pembaca dan pendengarnya. Bahkan puisi-puisi karya Kahlil Gibran, Chairil Anwar, W.S.Rendra,  dan sebagainya telah banyak mengundang daya tarik baik bagi para kalangan sastrawan maupun orang awam sekalipun gaya bahasa yang mereka gunakan memang memiliki nuansa yang bermakna dilebihkan dan kuat.

Kita lihat saja puisi karangan Chairil Anwar berikut yang berjudul "AKU"

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya yang terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Bagaimana ??
Kalau menurut saya, memang dalam sekali gaya bahasanya..
Tidak mudah mengungkapkan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan dalam bentuk untaian kata-kata bermakna seperti di atas. Salut buat Chairil Anwar atas karya sastranya..!

Lantas, bagaimana dengan gaya bahasa puisi anak teknik ?
Cukup sederhana, puisi teknik atau sains dan sejenisnya cenderung kaku dan dingin.
Untaian kata-kata tergantikan dengan dinginnya huruf maupun simbolik yang memiliki fungsi dan arti yang tajam.
Sebagai contoh, sebuah karya puisi teknik karangan Albert Eisntein, yang berjudul "Teori Relativitas Umum"
E=MC2

Sederhana bukan ?
Tapi tau kah anda darimana datangnya E=MC2 tersebut ?
Formula tersebut muncul dari penurunan dan uji coba yang sangat panjang tanpa harus diketahui oleh semua orang tentang how to get that ! Bahkan Einstein dulu pernah di cap sebagai orang gila akibat rumus tersebut dirasakan tidak masuk akal, tapi ternyata saat ini malah dikatakan sebagai salah satu penemuan terbesar abad terkini. Einstein mendemonstrasikan perkembangan semesta dan memperlihatkan bagaimana gaya gravitasi dapat membelokkan ruang dan waktu. 

Begitulah kira-kira perbedaan mendasar tentang gaya bahasa puisi yang dikarang oleh sastrawan dengan ilmuwan atau insinyur teknik.   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar